{{dataWeb.getMenuDetail.frontendMenuHeading}}

{{dataWeb.getMenuDetail.frontendMenuHeadingDetail}}

{{detailNews.newsTitle}}

“Ada tiga mindset utama yang memang perlu dipikirkan oleh individu yaitu bagaimana cara melakukan pengelolaan keuangan secara hemat dan cermat. Artinya setiap kebutuhan bisa terpenuhi dan mengoptimalkan setiap sumber pendapatan yang ada pada saat ini hingga akhir masa pensiun nanti yang harus dipikirkan dari jauh-jauh hari.” ujar Rr Tini Anggraeni, M.Si selaku Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta yang menjadi narasumber pada Webinar Beyond The Classroom Series III: Perencanaan Keuangan di Masa Pandemi.

Tini Anggraeni menyampaikan bahwa tiga mindset yang dimaksud tersebut berkaitan dengan arus kas, tujuan keuangan dan prioritas hidup. Perencanaan keuangan sebagai proses untuk mencapai tujuan hidup melalui pengelolaan keuangan yang terencana. Setiap orang perlu memikirkan perencanaan keuangan yang baik yaitu tidak hanya memikirkan kondisi keuangan saat ini saja, melainkan juga sampai pada masa pensiun nanti. Jangan sampai pengeluaran mengakibatkan tambahan hutang yang tidak terjaga, sehingga cash flow yang dimiliki tidak bisa menutupi hutang tersebut. Perencanaan keuangan syariah menerapkan istilah yang dikenal dengan Halal Lifestyle. Diantaranya adalah Income, Spending, Protection, dan Investment. 

Tini Anggraeni menambahkan bahwa  dalam manajemen keuangan ada strategi cash flow manajemen yang baik adalah maksimal 50% untuk pengeluaran membeli makanan/sembako, tempat tinggal, pembayaran listrik, air, telepon, asuransi kesehatan, dan utilitas. Lalu, maksimal 30% digunakan untuk hiburan, hobi, personal care atau keinginan lainnya. Sedangkan sisanya yaitu 20% lainnya digunakan untuk tabungan atau investasi. Kondisi keuangan yang sehat adalah suatu kondisi yang memiliki porsi tabungan terhadap total investasi kekayaan minimal sebanyak 10%. Perencanaan keuangan syariah yang baik tentunya terdapat alokasi sebesad 2,5-10% untuk zakat profesi. Selain memprioritaskan untuk membayar utang, juga dibutuhkan kesadaran akan pentingnya investasi untuk mewujudkan tujuan keuangan yang bermanfaat sebagai tambahan penghasilan, akumulasi kekayaan, mewujudkan impian, dan tabungan pensiun.

Diperlukan pengelolaan keuangan di masa pandemi seperti yang disampaikan oleh Tini Anggraeni melalui 7 tips; 1) Evaluasi sumber penghasilan, 2) Atur ulang budget rumah tangga, 3) Siapkan dana darurat, 4) Berpikir kreatif – Work From Home, 5) Tunda pembelian dengan sistem cicilan, 6) Proteksi diri dan keluarga dengan asuransi, dan 7) Lakukan investasi sedini mungkin.

Bagi sektor tertentu yang sangat terdampak adanya pandemi Covid-19, sehingga harus mengevaluasi sumber penghasilan dan alokasinya. Selanjutnya adalah menyiapkan dana darurat karena tidak tahu kapan pandemi ini akan berakhir. Proteksi diri dengan asuransi juga diperlukan karena kondisi ketidakpastian masa depan akan seperti apa, sehingga bisa membantu stabilitas pendapatan jika terjadi hal-hal yang tidak terduga. “Walaupun kita bekerja work from home bukan berarti kita tidak bisa memanfaatkan potensi-potensi keuangan yang ada. Karena saat ini dengan adanya market place dapat membantu masyarakat untuk mempromosikan produk-produk yang ditawarkan,” ujarnya, Kamis (25/02/2021) 

RR. Tini Anggraeni selaku narasumber yang hadir secara online pada acara Webinar Beyond The Classroom Series III: Perencanaan Keuangan di Masa Pandemi pada Kamis, 25 Februari 2021 yang dibuka oleh Sri Hidayati, M.Ed, selaku Direktur Program STF UIN Jakarta.

Penulis : Citra Puspitasari 

Share this Post:
⇐ {{previousNews.newsTitle}}
{{nextNews.newsTitle}} ⇒
Posted by
{{detailNews.aboutAuthorName}}

{{detailNews.aboutAuthorName}}

{{detailNews.aboutAuthorJob}}

Related Posts: