Selama terjadinya pandemi covid-19 yang melanda dunia, khusunya di Indonesia, Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta sebagai lembaga filantropi dibawah naungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah berkomitmen untuk membantu meringankan beban masyarakat sekitar Ciputat, khususnya Mahasiswa yang terkena dampak pandemi covud-19, baik dari sektor kesehatan, ekonomi, pendidikan maupun sektor lainnya. Sampai 31 Mei 2020, STF UIN Jakarta telah memberikan bantuan, baik berupa makanan cepat saji, sembako, kuota internet, masker, sarung tangan dan handsanitizer sebanyak 24.180 kepada mahasiswa dan orang disekitar UIN Jakarta yang terdampak Covid-19.

Dua orang mahasiswa yang menerima bantuan dari STF UIN Jakarta ada berstatus PDP (Pasien Dalam Pemantauan) Covid-19, karena menderita sakit yang terindikasi gejala Covid-19. Mereka adalah Yoga Pratama dan Ridha A. Sangadji, alhamduillah kondisi mereka saat ini telah sembuh. STF UIN Jakarta kemudian melakukan wawancara online via whatsapp kepada mereka berdua, khususnya mengenai bagaimana keadaan, kegiatan mereka setelah sembuh dan dinyatakan bebas dari status PDP.

Baca juga: Diisolasi Mandiri, 2 Mahasiswa PDP Terima Bantuan Sembako

Yoga Pratama Hidayat, yang merupakan mahasiswa semester 4, Prodi Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi. Yoga mahasiswa UIN Jakarta yang telah dinyatakan sembuh dan bebas dari status PDP. “Alhamdulillah keadaan saya kini juga lebih membaik, hanya batuk-batuk biasa, tidak seserius sebelumnya, selebihnya telah sembuh untuk demam, lemas, juga flu,” ujarnya.

Menurut Yoga, cara untuk cepat sembuh adalah dengan memperbanyak minum Vitamin C, berjemur di jam 8-9 pagi, ikuti saran dokter untuk minum obat dan tetap dirumah tidak berinteraksi dengan warga diluar sana dengan melakukan karantina. Saat dia sakit, pertama kali disuruh karantina sudah pasti akan terserang secara psikis, dimana dirinya tidak berinteraksi dengan warga.

 Sedangkan, untuk mengelola kondisi psikisnya, Yoga lebih sering berkomunikasi dan silaturahmi dengan keluarga maupun teman via telepon. Terlebih untuk meluapkan apa yang dirasakan olehnya ke teman dekat maupun orangtua.

Pandemi Covid-19 ini sangat berpengaruh kepada ekonomi dirinya dan keluarganya. Ayahnya meninggalkan keluarganya dikarenakan tidak menafkahi dan ditambah orangtua saya usahanya tidak berjalan. Mau tidak mau mereka hanya mengandalkan dari sembako. Adapun dirinya hanya sebagai guru private online, walau sedikit tapi tetap dapat mencukupi kebutuhan keluarga dan adik adiknya. Saat ini Yoga justru bingung untuk melanjutkan kuliah, karena berkenaan dengan biaya. Orang tua nya sudah mencari bantuan melalui Lembaga Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan beberapa tempat lainnya, namun sayang mereka tidak menyelenggarakan program beasiswa. Semoga aja dana yang berasal dari mengajar private mencukupi kebutuhannya dan biaya kuliah.        

Setelah dirinya sembuh, kini Yoga sudah mulai menjalani aktivitas seperti biasa. Selain kuliah, dia aktif berogranisasi, menjadi tutor IYACE untuk murid-murid se-Nusantara melalui aplikasi Google Meet. Dirinya juga berusaha untuk membuat content di YouTube, dengan harapan bisa dapat uang dari sana, agar bisa membantu meringankan biaya kebutuhan hidup keluarga. Yoga kini aktif menulis artikel di warstek.com dan web pibadinya:  pintuilmuyoga.wordpress.com. Terakhir, kini Yoga sedang membuat buku untuk mengkisahkan keluarganya.

Yoga tidak menjalani masa isolasi sendirian, ia bersama teman satu kosannya Ridha A Yoisangadji, yang merupakan mahasiswa semester 4, Prodi Ilmu Hukum, Fakultas Syari’ah dan Hukum. Ridha A Yoisangadji yang biasa dipanggil Alzam mengalami gejala yang hamper sama dengan Yoga, meski tidak begitu parah. Namun, setelah menjalani masa karantia mandiri, ia melakukan tes di rumah sakit dan dinyatakan non-reaktif. Kini Alzam hanya butuh  istirahat yang cukup dan  memperbanyak mengkonsumsi buah. Sekarang pun dia sudah melakukan banyak aktvitas.

Menurtutnya, cara agar bisa lekas sembuh adalah dengaan tetap berfikir yang baik, agar tidak mengganggu psikis, dan juga memeperbanyak mengkonsumsi makanan yang bergizi, serta olahraga kecil-kecilan agar stamina tubuh semakin ”jos”. “Waktu itu ada saja yang beranggapan negatif saat sedang sakit. Temen-temen sempat takut mendekat,” ujar dia.

Pandemi Covid-19 ini sangat berpengaruh kepada kondisi ekonomi pribadi dan keluarga. Khususnya untuk dirinya sendiri, karena ia membutuhkan pengeluaran agak lebih besar saat jadi PDP, karena harus stok makan dll. Setelah dia sembuh, kini Alzam mulai melakukan aktivitas seperti biasanya, seperti belajar dan jualan online.

Itu merupakan kisah inspiratif dari dua mahasiswa UIN Jakarta dalam berjuang untuk sembuh dengan #melawancovid19 dan berjuang menjalani aktifitas mereka masing-masing. Semoga Allah SWT memberikan bantuan melalui para donatur untuk meringankan beban mereka berdua dan semua mahasiswa yang terkena dampak pandemi covid-19 ini. (Muhamad Iqbal Akmaludin)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here