WEBINAR KE-2 STF UIN JAKARTA

Geliat filantropi dikala pandemi seperti sakarang sangat terasa, baik orang tua, anak muda, bahkan anak-anak pun punya semangat yang besar dalam membantu sesama. Social Trust Fund UIN Syarif Hidayarullah Jakarta melihat di era media sosial yang semakin canggih keinginan berderma kaum muda semakin besar, terutama milenial.

Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta kembali mengadakan webinar ke-2 bertemakan “Filantropi di Kalangan Millenial” untuk memberikan semangat filantropi di semua kalangan. Seminar yang berlangsung pada Kamis, 11 Juni 2020 dihadiri oleh 256 peserta dari berbagai daerah di Indonesia melalui aplikasi zoom dan live streaming YouTube channel Socialtrustfund UIN JKT.

Membahas isu filantropi yang semakin berkembang di kalangan milenial bukanlah hal yang baru bagi STF UIN Jakarta. Karena sebelumnya STF UIN Jakarta didukung Pemerintah Australia melalui Alumni Grant Scheme (AGS) yang dikelola oleh Australia Awards di Indonesia membuat edukasi hasil dari penelitian sebelumnya mengenai Filantropi Islam di Indonesia. Sehingga STF UIN Jakarta mengampayekan mengenai filantropi yang berkeadilan sosial bagi milenial melalui info grafis dan video pendek.

Kemudian STF UIN Jakarta oleh Prof. Dr. Amelia Fauzia, MA selaku Direktur STF UIN Jakarta dan Endi Aulia Garadian selaku Manager Divisi Riset dan Publikasi STF UIN Jakarta menerbitkan sebuah buku yang bertemakan Filantropi Berkeadilan Sosial untuk Milenial yang merupakan hasil rangkuman dari riset filantropi milenial. Buku tersebut diberikan kata pengantar langsung oleh Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA.

Pada kesempatan webinar tersebut Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA selaku Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia sekaligus Dewan Pengawas STF UIN Jakarta memberikan gagasannya sebagai pembiacara. Ia menyampaikan filantropi di kalangan milenial dengan berbagai pendekatan, secara historis, teologis, dan spiritualis. Dari sisi historis misalnya, Prof. Komar biasa ia disapa meyampaikan peran kaum muda atau yang sekarang disebut milenial yang begitu besar bagi bangsa Indonesia. “Ya kita lihat bahwa kaum muda lah yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mereka pemuda atau kaum milenial seperti saat ini adalah mereka yang sudi mengabdi dan rela berkorban untuk sesamanya,” pungkasnya.

Kemudian, sebagai seorang yang ahli dalam bidang filsafat Prof. Komar mengartikan filantropi adalah ketuhanan yang penuh dengan cinta kasih dan kemanusiaan yang penuh kasih sayang. Saat pandemik seperti sekarang, masyarakat diharapkan mampu meningkatkan sisi spiritualitas dan solidaritas, khususnya kalangan milenial. “Adanya filantropi bahkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan masyarakat di tengah pandemik covid-19,” ujar Prof. Komar.

Prof. Dr. Amelia Fauzia, MA, selaku pembicara sekaligus Direktur STF UIN Jakarta memaparkan, generasi milenial adalah generasi yang membawa perubahan di dunia filantropi. Mereka memiliki beberapa faktor yang unggul dari generasi yang sebelumnya. “Generasi milenial lebih aktif, menguasai teknologi, dan cenderung mendukung program yang berasal dari lembaga yang amanah (terpercaya) tidak hanya mengikuti tradisi,” paparnya.

Prof. Amel memaparkan hasil dari riset ekperimen sosial yang dilakukan STF UIN Jakarta, hasilnya adalah milenial lebih banyak berdonasi para program jangka pendek, namun saat diberikan penjelasan lebih jauh mereka mulai berubah pandangan dalam pilihan berdonasi. Kedua, generasi milenial itu generasi pembelajar, kritis dan rasional. Ketiga, generasi milenial berdasarkan hasil riset memiliki bekal berupa skill penguasaan teknologi dan bahasa yang mempermudah menangkap wawasan baru, yang kemudian itu menjadi kunci dalam membawa perubahan. Sehingga menurutnya, lembaga filantropi yang ingin menggaet donatur dari filantrop muda harus memperhatikan hal-hal tersebut.

Diselenggarakannya webinar ini bukan saja sharing agar masyarakat paham tentang filantropi generasi milenial, tapi juga agar masyarakat sadar bahwa yang selama ini banyak dilakukan adalah kedermawanan jangka pendek (charity) yang relief. Sedangkan filantropi yang untuk jangka panjang menyelesaikan akar masalah sosial dan kemiskinan, itu belum banyak dilakukan. Dan dengan weminar ini, diharapkan semakin banyak intansi yang akan bersinergi bersama STF UIN Jakarta di dalam program-programnya, sehingga mampu mewujudkan gerakan filantropi yang berkeadilan sosial di masyarakat secara lebih luas.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here