STF News — Acara yang diinisiasi Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta itu digelar di Aula LP2M Gedung Lecture Hall UIN Sunan gunung Djati Bandung pada  Senin 29 Juli 2019. Fokusnya adalah pelatihan para pendamping UMKM. Peserta yang merupakan calon pendamping UMKM tersebut terdiri dari 27 mahasiswa UIN Sunan Gunung Jati Bandung yang akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Training of Trainers yang diadakan dari pukul 09.00 hingga 17.00 itu STF menghadirkan tiga mentor dari tiga lembaga, yaitu Siti Nur Maftuhah dari Sinergitas ABCGM, Mario Davys dari Relawan TIK Provinsi Jawa Barat, dan Ma Isa Lombu dari Bukalapak.

Siti Nur Maftuhah dari Sinergi ABCGM menyampaikan materi mengenai manajemen UMKM. Menurutnya, UMKM bisa memiliki daya saing yang kuat jika para pelaku usaha UMKM memiliki kemampuan manajemen yang baik, di antaranya  manajemen produksi, manajemen keuangan, dan manajemen pemasaran. Ia juga menjelaskan mengenai karakter UMKM, tantangan mereka dalam menjalankan usaha melalui digital. “Saat ini UMKM harus menghadapi tantangan dalam menjalankan usaha melaluui digital,” tuturnya.

Bagi Sinergi ABCGM, kerjasama dengan STF UIN Jakarta sangat dibutuhkan lantaran Sinergi ABCGM berdiri dalam tiga pilar: akademisi, business, dan komunitas. Bagi Sinergi ABCGM, akademisi merupakan salah satu pilar yang memiliki peran strategis dalam upaya UMKM Naik kelas karena memiliki lima sumberdaya yang sangat dibutuhkan oleh UMKM yaitu ; konsep dan teori yang relevan dengan bisnis yang dapat membantu UMKM menyelesaikan berbagai permasalahan bisnis.

Kemudian, hasil penelitian yang sangat dibutuhkan oleh UMKM dalam upaya naik kelas, berbagai informasi yang dibutuhkan oleh UMKM dalam menumbuhkembangkan bisnis, program pembinaan yang diberikan melalui Pusat Inkubator bisnis, serta program pengabdian masyarakat yang relevan dengan program studi serta berhubungan dengan UMKM. “Karena itulah kerjasama ini pentingg dilakukan,” tutur Siti Nur Maftuhah dari Sinergi ABCGM.

Sementara itu materi yang disampaikan Mario Davys dari Relawan TIK lebih menekankan pada memanfaatkan internet dalam proses pemasaran. Menurutnya, sarana marketing di dunia maya semakin pesat. Pasalnya, sejumlah raksasa teknologi menaruh perhatian dalam segmen ini. Tidak terkecuali kompetisi start-up yang menciptakan market place, di antaranya Bukalapak. “Karena itu pelaku usaha UMKM harus melek internet,” tuturnya.

Pemaparan Isa Lombu dari Bukalapak menjelaskan bahwa Bukalapak merupakan salah satu platform  e-commerce atau market place. Dalam kesempatan itu ia memaparkan mengenai cara mengakses marketplace, serta apa yang harus disiapkan oleh mahasiswa sebagai pendamping untuk membantu pelaku usaha menggunakan market place.

Direktur STF UIN Jakarta Amelia Fauzia menuturkan, para mahasiswa itu nantinya mendampingi 20 UMKM di Desa Sarongge Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur dan Desa Sukaresik Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya.

“Pendampingan dilakukan satu bulan sejak 30 Juli 2019. UMKM yang didampingi terdiri dari kriya, fashion, dan makanan. Di Cianjur misalnya, terdiri dari makanan, kopi, teh, produk kecantikan seperti lulur dan sabun, serta industry wisata,” tuturnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here