Pendampingan perempuan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sudah tuntas dilaksanakan dalam tempo 45 hari. Para pendamping adalah mahasiswa UIN Aluddin Makassaar di bawah bimbingan Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta. Dalam acara penutupan kegiatan, hadir pula perwakilan pemerintah Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.

Secara umum, kegiatan bertajuk “Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Perempuan Berbasis Digital dan Teknologi dan Toleransi,” itu berlangsung sukses. Sebagaimana diakui pemerintah setempat dan dirasakan ibu-ibu dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Enrekang. Namun tentu saja segala kegiatan harus dievaluasi agar kegiatan berikutnya bisa lebih baik. Evaluasi dilakukan bersamaan dengan penutupan kegiatan pada Selasa, 17 September lalu.

Direktur STF UIN Jakarta, Dr. Amelia Fauzia, MA menjelaskan beberapa hal dalam evaluasi. Pertama, ibu-ibu pengusaha UMKM perlu dihubungkan dengan komunitas pelaku usaha yang sudah menjalankan usahanya dengan teknik digital marketing. Tim STF pun menghadirkan narasumber perempuan pengusaha yang juga pimpinan komunitas Shoppee Sulawesi Selatan. “Cocok sekali dengan sosok narasumber yang STF UIN Jakarta hadirkan, karena memiliki komunitas yang kuat dan bersedia menyambungkan dengan komunitas-komunitas pelaku usaha di Sulawesi Selatan,” tuturnya.

Kedua, menurut Amelia, jiwa entreprenuer ibu-ibu yang tergabung dalam KWT harus terus ditingkatkan. Pasalnya, selama ini mereka bekerja atas nama kelompok. Di satu sisi bekerja dalam komunitas itu baik, namun di sisi lain dapat membatasi ruang gerak karena harus menyesuaikan dengan dinamika kelompok. “Tidak semua anggota kelompok memiliki semangat serta komitmen yang kuat untuk mengembangkan usaha secara online,” tutur pengamat Filantropi dari UIN Jakarta itu.

Ketiga, hal penting lainnya adalah meningkatkan kemampuan pelaku usaha terkait strategi bisnis online. Di antaranya membuat narasi atau konten yang menarik, foto produk, dan lain-lain agar bisa menarik calon konsumen. “Serta bagaimana terus memelihara secara keberlanjutan dari aplikasi dan media pemasaran online yang sudah dibuat,” ujarnya

Amelia berharap perempuan pengusaha di Enrekang semakin siap dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Apalagi saat ini sudah banyak market place yang mempermudah pemasaran di dunia online. “Siap tidak siap, harus siap. Karena itulah kita lakukan pendampingan untuk menyongsong itu,” pungkasnya.(FAIZ)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here