PRESS RELEASE:

Berkembang Tanpa Ujung

Delapan adalah angka yang circular, tanpa ujung. Semoga, semangat STF (Social Trust Fund) UIN (Universitas Islam Negeri) Jakarta bisa terus berkembang tanpa ujung, kata Wakil Direktur STF UIN Jakarta, Muhammad Zuhdi. Ucapan ini disampaikannya dalam rangka ulang tahun STF yang ke-8, menjadi semangat di pagi hari bagi para punggawa di STF yang bekerja ikhlas demi kemanusiaan.

Di grup pegiat zakat, Forum Zakat (FOZ) menjadi organisasi awal yang mengucapkan selamat ulang tahun untuk STF. “Semoga senantiasa istiqomah mendorong penguatan filantropi berkeadilan sosial melalui riset dan pemberdayaan,” begitu tulisannya dalam sebuah selebaran elektronik.

Pada satu sisi, kami semua tentu saja turut senang atas ucapan-ucapan ini. Menjadi penyuntik semangat di tengah situasi pandemi yang tidak menentu. Di sisi lain, momen milad ini menjadi ajang refleksi bagi kami. Sudah sejauhmana kami melangkah? Apakah kami sudah memberi pelayanan yang terbaik pada para donator? Kontribusi apa yang sudah kami perbuat untuk masyarakat? Betulkah riset dan pemberdayaan sudah kami lakukan secara istiqomah? Sesuai doa baik dari FOZ.

2 Tahun Penuh Arti…

Dua tahun terakhir, 2018-2020, adalah tahun yang terasa begitu panjang. Masih segar di ingatan beberapa gempa besar, tsunami, longsor, banjir, dan lainnya yang menghantam negeri ini. Paling terakhir, kita sedang bergulat dengan virus bernama SARS-CoV-2. Sektor ekonomi lumpuh. Sektor pendidikan tersendat. Sektor kesehatan sudah jelas yang paling merasakan dampaknya. Hanya butuh dua tahun, Indonesia mengalami begitu banyak bencana.

Tapi beruntung, kemanusiaan tidak sirna. Bencana yang bertubi-tubi justru menyalakan api semangat filantropi di jiwa masyarakat. Yang mampu urun rembug membantu mereka yang butuh. Tenaga juga banyak sekali didermakan untuk kemanusiaan. Singkatnya, gotong royong yang sesuai dengan semangat keIndonesiaan muncul sangat jelas.

Dalam situasi tersebut, di mana STF mengambil tempat? Ucapan selamat dari FOZ barangkali dapat menjadi jawabannya. Kami yakin, program yang baik dan tepat sasaran selalu berlandaskan pada data. Penelitian yang baik pada sebuah fenomena, akan menghasilkan sebuah solusi yang tepat.

Selama dua tahun ini, STF berjibaku berjuang di tiga program utama kami: beasiswa, advokasi, dan riset. Dalam situasi bencana dan pandemi, tentu tantangan besar untuk tetap konsisten pada tiga program tersebut mengingat ketiganya tidak beririsan secara langsung dengan persoalan kesehatan.

Sebanyak 1,084 mahasiswa mendapat curahan kebaikan dari para donatur. Lewat program Beasiswa Prestasi, kami berupaya menjembatani para dermawan dengan 913 mahasiswa berprestasi. Sementara itu ada 137 mahasiswa yang tertolong lewat program Dana Talangan. Dua program ini telah menolong mahasiswa yang hampir saja putus kuliah.

Dalam menuai benih-benih perdamaian, kami bergerak di daerah pasca konflik dengan menyalurkan beasiswa ke anak-anak yang terdampak konflik. 34 anak yang terdiri dari masyarakat Muslim dan Kristen telah mendapat pertolongan. Dampaknya luar biasa lantaran memperluas riak-riak moderasi beragama sekaligus memutus mata rantai kebencian di generasi baru.

Bagaimana dengan advokasi? Setidaknya lebih dari 18,000 orang yang bergolongan kelas menengah bawah sudah berhasil mendapatkan akses jaminan Kesehatan. Kami bergerak lewat Bungkesmas, sebuah program asuransi murah dikemas dengan biaya premi dan pendaftaran yang terjangkau. Jangkauan program ini juga menggapai bagian Barat hingga Timur Indonesia.

Program advokasi juga ditopang oleh pelatihan online bagi para perempuan pelaku usaha mikro. Di beberapa desa di pelosok Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan mulai punya kesempatan untuk berwirausaha secara online. Dalam dua tahun terakhir ini, setidaknya ada 149 orang perempuan yang terlibat dalam pelatihan ini.

Kedua program di atas merupakan hasil pembacaan atas fenomena yang terjadi di Indonesia. Kami melakukan bagaimana masyarakat berfilantropi dan respon apa yang bisa dilakukan oleh kami. Riset aksi juga kami lakukan untuk menemukan model pemberdayaan perempuan. Selain itu, kedua riset ini juga berupaya menggali dan bagaimana mempromosikan nilai-nilai toleransi lewat kegiatan kedermawanan dan pemberdayaan.

Covid-19 tentu saja juga menjadi isu utama kami. Ini peristiwa extraordinary, tidak biasa. Maka respon tak biasa perlu dilakukan.  Sejak tanggal 20 Maret 2020 sumbangan donasi dari donatur tetap STF mulai masuk. Jumlah donasi semakin bertambah signifikan Ketika dibarengi dengan kegiatan penyaluran yang tepat sasaran dan berbasis kebutuhan di lapangan. Dari awal, kami memang fokus membantu mahasiswa terdampak yang masih terjebak di sekitar UIN Jakarta. Donasi dari para donatur yang terkumpul senilai Rp681.793.697 sampai dengan 11 Juni 2020. Bantuan yang telah tersalurkan sebanyak 25.009 berupa 22.191 porsi makanan jadi, 1.482 paket sembako, 828 peserta webinar yang telah teredukasi, 434 masker, handsanitizer, handglove, dan 64 kuota internet. Saat ini kami juga sedang membuka pendaftaran bagi calon penerima beasiswa terdampak covid-19 bagi pelajar Indonesia Timur (Papua) dan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tanpa kami sadari, kilas balik sejenak ini ternyata menggambarkan bahwa 2 tahun terakhir ini penuh arti…

Terimakasih

Pencapaian ini bisa kami peroleh atas banyak dukungan. Persahabatan antar organisasi filantropi, bimbingan dari para Dewan Pembina STF UINJakarta, kerja keras para volunteer dan staff, dan terutama sokongan tanpa henti dari para donator, selama ini menjadi mata rantai yang mengokohkan kerja-kerja kemanusian STF UIN Jakarta. Semoga dukungan ini menjadi energi tak terhingga buat kami dalam mengemban amanah. (end)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here